Pages

Sabtu, 12 November 2011

Apakah Nabi Adam manusia pertama?


Dan ingatlahtatkala Tuhan engkau berkata pada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah engkau hendak menjadikan padanya orang-orang yang merusak didalamnya dan menumpahkan darah padahalkami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau? Dia berkata : “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”
Penafsiran pertama
Khalifah Allah artinya Khalifah dari Makhluk dulu-dulu yang telah musnah. Dikala mereka masih ada di dunia,mereka hanya berkelahi, merusak,membunuh karena berebut hidup. Itu sebabnya maka malaikat akan itu kembali maka menyampaikan permohonan dan pertanyaan kepada Tuhan, kalau-kalau terjadi demikian.
Maka tersebarlah semacam dongeng pusaka bangsa Iran (Persia) yang kadang-kadang setengah ahli tafsir tidak pula keberatan untuk menukilnya. Katanya sebelum Nabi Adam, ada makhluk yang namanya Hinn dan Binn, ada juga yang mengatakan namanya Thimm dan Rimm. Setelah makhluk yang dua itu habis, datanglah makhluk yang bernama Jin. Semua makhluk itu musnah karena rusak-merusak, bunuh membunuh.akhirnya kata dongeng dikirimlah oleh Tuhan para balatentarannya terdiri dari malaikat-malaikat dan dikepalai oleh Iblis, lalu makhluk Jin itu diperangi hingga musnah.Adapun sisanya lari kepulau-pulau dank e lautanKemudian barulah Allah menciptakan Adam.
Dalam setenga kitab tafsir ada jugabertemu keterangan ini meskipun riwayat ini tidak berasal dari riwayat islam sendiri.
Tetapi meskipun hanya dongeng belaka, kita mengambil kesimpulan bahwa pendapat tentang adanya makhluk purbakala yang dikholifai oleh Adam itu, bukanlah pendapat kemarin dalam kalangan manusia, melainkan telah tua berates tahun sebelum keluar teori Darwin.Bukankah ahli-ahli pengetahuan menggali ilmu dari dongeng ???
Ada lagi pendapat yang sejalan dengan itu, yaitu berasal dari golongan kaum shufi dan kaum Si’ah Imamiyah.
Al-Alusi Pengarang Tafsir Ruhul Ma’ani mengatakan bahwa di dalam kitab Jamiul Akhbar dari orang Syi’ah Imamiyah, fasal 15 ada tersebut bahwa sebelum Allah menjadikan Adam nenek moyang kita, telah ada 30 Adam. Jarak diantara satu Adam dengan Adam yang lain 1000 tahun, setelah Adam yang 30 itu 50.000 tahun lamanya dunia rusak binasa, kemudian ramai lagi 50.000 tahun barulah dijadikan Allah Nenek kita Adam.
Ibnu Bawaihi meriwayatkan di dalam kitab At-Tauhid riwayat dari Imam Ja’far Shadiq dalam satu hadish yang panjang, dia berkata : Barang kali kamu sangka bahwa Allah tidak menjadikan manusia (basyar) selain kamu. Bahkan demi Allah Dia telah menjadikan 1.000 Adam (Alfu-Alfi Adama). Dan kamulah yang terakhir dari Adam-Adam itu.
Berkata Al-Haitsam pada syarahnya yang bersar atas kitab Nahjul Balaghah : “Dan dimukilkan dari Muhammad al-Baqir bahwa dia berkata: “Telah habis sebelum yang Adam Bapa kita 1.000 Adam atau lebih.” Ini adalah pendapat dari kalangan imam –imam syiah sendiri. Ja’far Shadiq dan Muhammad Al-Baqir dua diantara 12 Imam Syi’ah Imamamiyah.
Kalangan kaum shufipun mempunyai pendapat demikian as Syekh Al-Akbar Ibnu Arabi berkata dalam kitabnya yang terkenal Al-Futuhat Al_makiyah bahwa 40.000 tahun sebelum Adam ada Adam yang lain.
Malahan untuk menjadi catatan, imam syi’ah yang besar itu Ja’far Ashadiq menyatakan bahwa disamping alam kita ini Tuhan telah menjadikan pula 12.000 alam dan tiap-tiap alam itu lebih besar dari tujuh langit dan tujuh bumi kita ini.
Didalam beberapa ranting yang mengenai Kepercayaan terdapat perbedaan sedikit-sedikit, sebagian kita yang dinamai Ahlus-sunnah, dengan kaum syiah. Tetapi didalam hal yang mengenai Ilmu, mentang-mentang dia timbul dari Syiah. Karena hal ihwal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan alam itu adalaha universal sifatnya. Yaitu menjadi kepunyaan manusia bersama. Apalagi sampai sekarang ini dan seterusnya. Penyelidikan ilmiah tentang alam, tentang hidupnya manusia didunia ini tidaklah akan berhenti.
Coba cocokan keterangan imam Ja’far dengan hasil penyelidikan alam yang terakhir, yang mengatakan alam cakrawala ini terdiri dari berjuta-juta keluarga bintang-bintang masing-masing dengan mataharinya sendiri-sendiri yang dinamakan galaksi.
Berdasarkan semuanya ini, maka ditafsirkan oleh setengah ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan Adam sebagai Kholifah adalah kholifah dari Adam-Adam yang telah berlalu itu, yang sampai mengatakan beribu-ribu itu (sejuta Adam). Dan dongeng iran yang diambil dan dimaksukan kedalam beberapa tafsir itupun menunjukkan bahwa dalam kalangan islam sudah lama ada yang berpendapat bahwa sebelum manusia kita ini sudah ada makhluk dengan adanya sendiri terlebih dahulu. Sekarang tidak berhentilah orang menyelidiki hal itu sehingga datanglah pendapat ilmiah,diantaranya teori Darwin,dilanjutkan lagi oleh berpuluh penyelidikan tentang ilmu manusia,pada fosil-fosil yang teah membantu menunjukkan bahwa 400.000 tahun lalu sudah ada manusia peking atau manusia Mojokerto.
Adapun Al-Qur’an karena bukanlah kitab catatan penyelidikan fosil atau teori Darwin, tidaklah dia membicarakan hal itu juga tidak menentang Teori itu. Malahan menganjurkan orang meluas dalamkan ilmu pengetahuan tentang apa saja, sehingga bertambah yakin akan kebesaran Allah SWT.
Penafsiran Kedua
Yang dimaksud Kholifah adalah Kholifah dari Allah SWT sendiri.
Diantara makhluk sebanyak itu menusialah yang telah dipilih Allah SWT. Menjadi Kholifahnya, yaitu Adam dan keturunannya. (Lihat surat An-Naml ayat 62). Demikian kata mereka.
Pada manusia itulah Adam menyatakan hukumNya dan peraturanNya. Dia menjadi kholifah untuk mengatur bumi ini untuk mengeluarkan rahasia yang terpendam di dalamnya. Dianugerahkannya akal. Akal itupun sesuatu yang Ghoib dan Ajaib. Bentuknya tidak Nampak tetapi bekasnyalah yang menujukkan akal itu ada. Manusia yang ketika lahir lemah kian lama kian diberi persiapan. Kekuatan yang ada padanya amat luas dan keinginan untuk tahu tidak terbatas. Memang kalau sendiri-sendiri dia lemah tidak berdaya tetapi kumpulan dari bekas usaha orang seorang itu dapat mengesan dan membekas pada seluruh bumi. Dari keturunan demi keturunan bertambah dapat menguasai dan mengatur bumi. Telah dikuasainya lautan dan diselaminya. Telah terbang dia di udara, telah panda dia bercakap dan bersambut kata, pada hal yang seorang dikutub utara dan yang seorang dikutub selatan. Gunung ditembusinya dan dibuatkan kereta didalamnya. Dan banyaklagi kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat dikerjakan dalam bumi, terutama sejak terbuka rahasia tenaga atom di abad 20 ini.
Memang ilmu yang luas itu tidak diberikan pada orang seorang dan tidak pula diberikan sekaligus, melainkan dari penyelidikan mereka sendiri. Yang karena sesungguhnya mereka, rahasia itu dibukakan dan dibukakan lagi oleh Allah SWT. Jadi dapatlah difahamkan bahwasannya ayat 31 yang menerangkan Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam dan seketika ditanyakan kepada malaikat, Malaikat menyembahkan bahwa pengetahuan mereka hanya terbatas sekedar yang diajarkan oleh Allah SWT. Kepada mereka (ayat 32). Lalu adam disuruh menerangkan, maka diapun menerangkanlah semua nama-nama itu. Dapat ditarik meksud yang dalam tentang keistimewaan yang diberikan Allah kepada manusia, yang kian lama kian dibukakan rahasia segala nama itu kepa manusia, namun keghaiban rahasia langit dan bumi masih banyak lagi yang belum dikerjakan kepada manusia ataupun kepada Malaikat, sebagaimana yang terdapat pada ujung ayat 33.
Kepada tafsir yang manapun kita akan cenderung, baik ditafsirkan bahwa Adam dan keturunannya diangkat jadi kholifah dari makhluk-makhluk yang telah musnah, ataupun kholifah dari Allah sendiri. Namun isi ayat sebagai lanjutan ayat sebelumnya telah menyingkapkan lagi tabir pemikiran yang lebih luas bagi manusia, agar janganlah mereka kafir kepada Allah, ingatlah kedudukannya dalam hidup bukanlah sembarang kedudukan. Jangalah disia-siakan waktu pendek yang dipakai selama hidup di dunia itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar